Jakarta - Dalam upaya memperkuat kapasitas dan peran strategis bidan dalam sistem kesehatan, Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan (Ditjen SDMK), bekerja sama dengan WHO Indonesia, Regional Office South-East Asia (SEARO), dan Poltekkes Kemenkes, menyelenggarakan Program Kepemimpinan Bidan (Midwifery Leadership Programme/MLP). Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 16–20 Juni 2025 dan dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta.
Penyelenggaraan program ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah Indonesia dan WHO untuk memperkuat peran strategis bidan dalam sistem kesehatan, khususnya dalam aspek kepemimpinan. Inisiatif ini selaras dengan agenda global yang menempatkan kepemimpinan sebagai salah satu pilar utama dalam dokumen Global Strategic Directions for Nursing and Midwifery 2021–2025, serta berkontribusi pada pencapaian target dalam Every Newborn Action Plan (ENAP) dan Ending Preventable Maternal Mortality (EPMM).
Selama lima hari, peserta mengikuti pelatihan intensif berbasis kerangka kerja WHO terkait penguatan kepemimpinan bidan. Sebanyak 20 dosen terpilih dari berbagai Poltekkes Kemenkes di Indonesia dilatih untuk memperkuat kompetensi mereka dalam perencanaan kebijakan, manajemen program, pengambilan keputusan berbasis data, advokasi, dan keterampilan kepemimpinan lainnya. Materi pelatihan mencakup lima modul utama: dasar-dasar kepemimpinan dalam kebidanan, komunikasi dan penggunaan bukti, identifikasi kesenjangan kebijakan dan perencanaan strategis, implementasi rencana aksi nasional, serta monitoring dan evaluasi.
Pelatihan ini juga menjadi kegiatan perdana Poltekkes Kemenkes setelah ditetapkan sebagai WHO Collaborating Centre (WHO CC) for Nursing and Midwifery Education and Training untuk periode 2025–2029. Penyelenggaraan kegiatan ini menandai dimulainya peran aktif Poltekkes dalam menjalankan fungsi sebagai WHO CC, termasuk dalam mendukung peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, serta memperkuat kerja sama teknis di tingkat nasional dan regional. “ Penunjukan Poltekkes sebagai WHO Collaborating Centre merupakan amanah sekaligus peluang untuk berkontribusi lebih luas dalam peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, khususnya perawat dan bidan. Melalui pelatihan ini, kami berharap dapat memperkuat kepemimpinan bidan di lini pelayanan, serta membangun kolaborasi yang lebih erat, baik di tingkat nasional maupun regional,” ujar Anna Kurniati, Direktur Penyediaan SDM kesehatan sekaligus Kepala Poltekkes WHO CC, saat membuka kegiatan (16/6).
Midwifery Leadership Programme ini diharapkan menjadi awal dari upaya berkelanjutan dalam mencetak bidan-bidan pemimpin yang mampu mendorong perubahan nyata di berbagai lini pelayanan kesehatan. Ke depan, program ini akan terus diperluas dan direplikasi melalui kolaborasi antara Kementerian Kesehatan, WHO, dan berbagai pemangku kepentingan, sehingga dampaknya semakin dirasakan di tingkat nasional maupun regional.
Seleksi Kolegium Kolegium Kesehatan Indonesia
Penyusunan Bezetting dan Formasi ASN Tahun 2024 di Lingkungan Ditjen Nakes
Pengumuman Pendaftaran Program PPDS RSPPU (Hospital Based) Periode I Tahun 2024