Kick Off Cek Kesehatan Gratis Sekolah di SLB Negeri Semarang

Kick Off Cek Kesehatan Gratis Sekolah di SLB Negeri Semarang
Pemerintah Perkuat Pondasi SDM Berkualitas
Melalui Deteksi Dini Kesehatan Anak
Kick Off Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah resmi diluncurkan secara serentak di 12 lokasi di Indonesia, salah satunya di Kota Semarang, pada 4 Agustus 2025. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Choiri Fauzi, yang didamping oleh Direktur Jenderal SDM Kesehatan, Yuli Farianti, hadir langsung dalam kegiatan ini untuk meninjau pelaksanaan pemeriksaan kesehatan bagi peserta didik berkebutuhan khusus di SLB Negeri Semarang.
Dalam sambutannya, Menteri Arifah menegaskan pentingnya upaya kolektif untuk menjaga kesehatan anak sebagai investasi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045. “Data kami menunjukkan, 93 persen anak Indonesia memiliki masalah pada gigi. Kondisi ini berkaitan erat dengan risiko stunting dan gangguan tumbuh kembang lainnya. Oleh karena itu, CKG ini sangat penting untuk mendeteksi dini dan memberikan penanganan sejak awal,” ungkap Menteri Arifah.
Ia menambahkan bahwa melalui program ini, pemerintah berupaya membangun pondasi kualitas sumber daya manusia yang kuat dimulai dari aspek kesehatan. “Kalau kita ingin SDM Indonesia di tahun 2045 unggul dan kompetitif, maka dasar utamanya adalah kesehatan anak sejak dini,” tegasnya.
Program Cek Kesehatan Gratis menyasar anak usia 7 hingga 17 tahun, termasuk anak yang belum mengenyam bangku sekolah. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, meliputi 13 hingga 15 jenis pemeriksaan, yaitu, Status gizi, Perilaku merokok, tingkat aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, Tuberkulosis (TBC), Talasemia, Anemia (khusus untuk siswi kelas 10), kesehatan telinga, kesehatan mata, kesehatan gigi, kesehatan jiwa, deteksi hepatitis B dan C, dan kesehatan reproduksi
Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan, Yuli Farianti, menyampaikan bahwa program ini dirancang untuk menjangkau seluruh satuan pendidikan secara bertahap. CKG bertujuan tidak hanya untuk skrining, tetapi juga sebagai langkah awal dalam sistem rujukan berjenjang apabila ditemukan indikasi gangguan kesehatan.
“Misalnya, kalau anak terdeteksi diabetes atau anemia, kita bisa langsung arahkan untuk pemeriksaan lanjutan dan intervensi gizi. Inilah nilai penting dari deteksi dini,” terang Dirjen Yuli.
Melalui peluncuran di SLB Negeri Semarang ini, pemerintah berharap program CKG dapat menjangkau seluruh anak di Indonesia, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus, tanpa terkecuali. (Ay)
Seleksi Kolegium Kolegium Kesehatan Indonesia
Penyusunan Bezetting dan Formasi ASN Tahun 2024 di Lingkungan Ditjen Nakes
Pengumuman Pendaftaran Program PPDS RSPPU (Hospital Based) Periode I Tahun 2024